Seorang pemimpin tidak hanya diperlukan memimpin dalam keadaan senang. Mereka juga harus mampu memimpin pengikutnya dalam keadaan susah, ditekan dan disalahkan oleh orang lain. Pemimpin tidak akan membiarkan pengikutnya menanggung kesalahan mereka sendiri. Namun, pemimpinlah yang akan siap menanggung kesalahan dari pengikutnya.
Dalam keadaan susah ataupun senang, pemimpin memiliki tanggung
jawab terhadap pengikutnya. Mereka harus mengajarkan bawahan mereka jika
melakukan kesalahan. Sang pemimpin juga akan menegur pengikutnya jika melakukan
kesalahan berat. Bukan menyerahkan semua kesalahan kepada mereka lalu lepas
tangan dan menonton apa yang akan terjadi berikutnya.
Apapun kesalahan bawahan mereka. Berat atau ringan kesalahan
yang mereka lakukan, pemimpin harus bertanggung jawab atas itu. Walaupun
penilaian buruk akan mereka terima karena kesalahan bawahan mereka. Mereka
harus siap menghadapinya. Bagaimana mereka harus mendidik bawahan mereka? Ya
mereka juga bertanggung jawab dalam mengembangkan bawahan mereka. Tidak hanya
menagih hasil kerja yang bagus, tapi mereka harus mendidik mereka untuk menjadi
mengerti pemimpin mereka, mengerti pekerjaan apa yang harus mereka kerjakan dan
bagaimana mereka harus mengerjakan pekerjaan mereka.
Kadang orang memandang menjadi seorang pemimpin itu memiliki
tugas yang berat. Ya tentu, jika anda tidak mau memiliki tanggung jawab lebih
dari pengikut anda, jangan pernah menjadi pemimpin. Cukuplah menjadi pengikut.
Karena pemimpin memiliki tanggung jawab lebih besar daripada pengikut. Apa yang
pemimpin pikirkan harus lebih luas dari bawahannya. Cara berpikir mereka pun
harus lebih terbuka dari bawahan mereka.
Pemimpin harus mengajarkan sesuatu kepada bawahannya. Pemimpin
juga harus memperhatikan perkembangan mereka. Mereka juga harus setia memantau
apa yang terjadi pada bawahan mereka. Karena itu adalah bentuk perhatian mereka
terhadap bawahan mereka, para pengikut mereka.
Jika harus menanggung kesalahan dan beban bawahannya, mereka
harus siap. Merekalah orang pertama yang akan berbicara menyampaikan
pertanggungjawaban mereka atas apapun yang dilakukan bawahan mereka. Adakalanya
anggota atau pengikut mereka berhadapan dengan orang lain, dan mereka melakukan
kesalahan dalam prosedurnya. Misalkan seorang karyawan Maintenance meminta
mesin kepada purchasing. Spesifikasi sudah disiapkan dengan detail oleh
karyawan maintenance tersebut karena harus segera mengganti kerusakan mesin di
bagian produksi. Seiring berjalannya waktu, permintaan disetujui dan barang
yang diminta sudah datang. Namun, karena kurang teliti dari pihak purchasing,
barang yang diterima oleh maintenance dikembalikan dan ditolak. Karyawan bagian
purchasing tidak terima karena barang yang dibelinya dikembalikan lagi.
Akhirnya terjadilah debat kusir karena saling mempertahankan diri ingin
dinyatakan benar.
Siapa yang benar dan siapa yang salah, akan ketahuan jika
dilacak dengan detail. Namun, dalam konflik seperti ini, peran seorang pemimpin
sangat penting. Konflik yang terjadi ini harus segera ditengahi oleh
mereka. Mereka tidak dapat membiarkan karyawan mereka berhadapan
sendirian dengan karyawan lain. Misalnya, ini kesalahan dari karyawan purchasing
yang kurang teliti membaca spesifikasi mesin yang dimita sehingga barang yang
diterima pun salah. Menimbulkan kerugian dan penolakan dari departemen yang
meminta.
Peran pemimpin harus menengahi kasus dan konflik ini.
Menyelesaikan masalah dan tidak membiarkan karyawannya menghadapi sendiri
kesalahan mereka. Bukan berarti akan diambil kesalahan karyawan mereka dan
membiarkannya melakukan kesalahan. Pemimpin bertanggung jawab atas kesalahan,
lalu melakukan perbaikan dan pembinaann kepada karayawannya secara personal.
Sehingga kemudian hari tidak terjadi kesalahan yang sama lagi.
SOCIALIZE IT →