“Down To Earth” adalah istilah yang sering kita gunakan untuk menunjukkan sikap dan sifat orang yang mau mengerti keadaan orang lain. Pada praktiknya istilah itu tidak mudah dilakukan oleh banyak orang. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa dan mau melakukannya kepada orang lain. Saat kita melihat kepemimpinan ala Jokowi dan Ahok, kita menyebut mereka sebagai pemimpin yang “down to earth”. Kita menyebut mereka sebagai pemimpin yang rendah hati. Mereka adalah pemimpin yang mau turun dari singgasana mereka dan mengerti keadaan serta situasi yang sedang terjadi.
Bagaimana penerapannya di lingkungan kerja?
Pemimpin
yang down to earth adalah pemimpin yang rendah hati dan
terbuka terhadap ide-ide baru. Mereka tidak menjauh dari karyawan mereka.
Mereka bahkan menjadi semakin dekat dengan karyawan mereka dalam setiap waktu.
Mereka terlihat akrab dan saling mengerti satu sama lainnya. Sikap “down to earth” ini butuh kekuatan mental dan keberanian
untuk berkomitmen mengambil tanggung jawab setelah itu. Sikap-sikap atasan dan
manager yang merasa sudah mengetahui karyawan mereka, sudah mengerti kompetensi
dan kebutuhan karyawan mereka tidak selalu manager yang rendah hati ataudown to earth. Malah kebanyakan manager yang tidak
peduli dengan apa yang terjadi kepada karyawan mereka. Mereka sibuk dengan
tanggung jawab mereka sendiri. Dalam pekerjaan mereka hanya ingin tahu apa yang
dihasilkan oleh karyawannya. Mereka tidak peduli bagaimana karyawan berusaha
memahami dan mengerjakan tanggung jawab mereka dengan baik.
Menjadi manager yang rendah hati mungkin idaman semua manager.
Mereka menjadi manager yang disenangi karyawannya, dipercayai oleh karyawannya
dan apa pun yang mereka ucapkan akan dilakukan oleh karyawan dengan penuh
semangat. Hanya menuntut dari karyawan tidak akan pernah habisnya. Bahkan
karyawan merasa bosan dan enggan jika manager mereka hanya bisa menuntut hasil
dari karyawannya tanpa pernah membimbing mereka.
Menjadi
manager yang “down to earth” bisa dilakukan oleh seluruh manager.
Mereka perlu melatih kesabaran dan ketenangan dalam bertindak dalam menghadapi
karyawan dan rekan kerja mereka. Seorang manager yang bersikap down to earth akan dengan sabar dan tenang berpikir
mengenai karyawannya, bukan berdasarkan apa yang mereka ketahui dan pahami.
Mereka lebih berpikir bagaimana dan apa yang telah diketahui serta dipahami
oleh karyawan mereka. Pengetahuan dan pemahaman itu berkaitan dengan pekerjaan
maupun tugas yang harus karyawan selesaikan segera.
Manager
yang bersikap down to earth tidak
hanya memerintah lalu selesai dan menunggu hasil. Mereka akan memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk bertanya dan memastikan apa yang mereka
ketahui. Mereka berusaha menyelami sejauh mana pemahaman karyawan mereka
sebelum melepas mereka untuk bekerja secara mandiri. Saat bekerja pun, manager
akan tetap bersama mereka jika diperlukan. Mereka dengan sabar memberikan
pengertian seperti yang karyawan butuhkan. Mereka tidak berbicara dan berpikir
sesuai dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan mereka sendiri. Mereka tahu bahwa
berbicara dan mengukur pemahaman berdasarkan diri mereka hanyalah memaksa
karyawan menyesuaikan diri dengan kemampuan mereka sendiri sebagai atasan.
Namun, dengan mengikuti cara berpikir karyawan mereka, manager tersebut telah
merendahkan diri mereka, bukan dengan keangkuhan tapi dengan kesabaran. Memberi
pengertian kepada karyawan sesuai dengan kebutuhan karyawan tersebut.
Di tengah tuntutan bisnis, karyawan semua diharapkan adalah
karyawan yang memiliki IQ superior, daya tangkap super cepat dan kerja produktif.
Manager banyak yang mengabaikan karyawan yang mungkin secara butuh penjelasan
lengkap sebelum bekerja. Akhirnya manager hanya berfokus pada karyawan yang
dianggap pintar dengan sekali penjelasan selesai. Sementara itu, karyawan yang
masih memerlukan penjelasan lain sibuk mencari pemahaman sendiri terhadap
pekerjaan mereka. Apakah harus dinilai jelek karyawan seperti itu?
Manager yang bersikap rendah hati, akan dengan sabar mendukung
karyawan tersebut, memberi pengertian kepada karyawan. Berusaha mengerti
kekurangan karyawan dan kelemahannya, lalu mendidik mereka agar segera bangkit
dari kelemahan tersebut menjadi lebih produktif. Jadi mereka tidak membiarkan
karyawan yang bekerja dengan mereka larut dalam kelemahan dan kekurangan mereka
sendiri. Apa yang tidak mereka mengerti itu yang akan diberitahu dan diajarkan,
apa yang membingungkan mereka itulah yang akan dijelaskan oleh manager kepada
mereka dengan penuh kesabaran.
Pemimpin yang rendah hati adalah pemimpin yang mengayomi dan
memahami kebutuhan karyawan, bukan yang hanya memerintahkan karyawan dan
membiarkan karyawan sendirian dalam perjuangan mereka menjadi lebih baik.
SOCIALIZE IT →