Fenomena yang cukup sering terjadi di lingkungan kerja adalah pemilik perusahaan mendatangkan orang baru untuk jabatan manager. Bahkan karyawan yang sudah bekerja lama pun harus dengan susah payah mendapatkan jabatan manager itu. Manager baru ini baru pertama kali masuk dan bekerja di perusahaan itu. Suara-suara yang muncul dari banyak karyawan adalah pertanyaan kritis mengenai orang itu, dari asalnya, pengalaman kerja, jabatan manager baru itu sebelumnya apa, kompetensinya atau sampai melacak hubungan darah/kekeluargaan sang manajer baru dengan sang pemilik perusahaan.
Karyawan akan bilang itu Nepotisme. Tapi apa pandangan dari
karyawan baru itu dan pemilik perusahaan? Pasti mereka memiliki pandangan yang
berbeda.
Karyawan akan memandang hal itu sebagai sesuatu yang negatif dan
tidak menghargai karyawan yang sudah ada. Para atasan dinilai tidak adil dan
bertindak sesuka hati mereka. Akhirnya kebencian dan rasa cemburu pun
melingkari kehidupan dan pekerjaan karyawan.
Kalau kita sehari-hari dilihat dan diperhatikan oleh pemilik
perusahaan, dari segi kemampuan dan kepemimpinan kita, apakah mungkin mereka
mengambil orang dari luar untuk mengisi posisi penting yang seharusnya orang
yang mampu ada di dekat mereka? Ataukah kita yang kurang berusaha mengambil
kesempatan itu. Kita hanya sibuk dengan pekerjaan kita sendiri, kita tidak
pernah berkenalan dengan mereka atau menjalin komunikasi yang baik dan terbuka
dengan mereka. Kita tidak pernah mau memperlihatkan kemampuan dan kompetensi
kita dalam bekerja. Kita hanya menunggu pemimpinlah yang mencari kita. Kita
berharap merekalah yang bersusah payah mencari tahu tentang kita. Sementara
kita tidak pernah berusaha mengimbangi usaha para pemimpin untuk menemukan
orang yang berkompetensi.
Ah takut! Nanti kalau mendekati atasan akan dikira jadi penjilat
atasan, gila jabatan dan lain-lain.
Secara positif, kita berpikir bahwa orang yang mendapatkan
pekerjaan di tempat kerja kita di posisi Manajer tanpa harus berpuluh-puluh
tahun bekerja adalah buah dari hasil kemampuan dia menjalin hubungan
interpersonal dan komunikasi yang baik dengan pemimpin perusahaan tersebut.
Hubungan interpersonal dan komunikasi itu terbentuk tentunya atas dasar
keberanian dan kesempatan yang ada.
Nepotisme adalah kata-kata bagi orang-orang yang kalah dan tidak
mampu. Mereka menciptakan pembenaran dan rasionalisasi atas ketidakmampuan
serta kepasifan mereka dalam bekerja. Kelemahan mereka dalam membangun hubungan
interpesonal dan ketidakmampuan berkomunikasi dengan baik dibenarkan dengan
istilah yang dianggap ilegal dengan nama Nepotisme.
Bagi orang-orang yang mampu dan cerdas, seperti contoh kita
seorang Manager yang masuk ke perusahaan baru membawahi orang-orang lama itu
adalah keberhasilan usaha mereka. Kemampuan mereka menjalin hubungan
interpersonal, menjalin hubungan penuh kepercayaan dan dan komunikasi yang baik
dengan orang-orang yang penting.
Nepotisme atau Kemampuan Interpesonal yang Baik? Jawabannya ada
di dalam hati dan perjuangan kita.
SOCIALIZE IT →