Friday 18 September 2015

Bijaklah, dimanapun posisi jabatan pekerjaan anda

Posted By: rentoka - 02:24
Tidak perlu menjadi atasan terlebih dahulu untuk menilai pekerjaan orang lain. Tidak perlu juga menjadi orang besar untuk memberikan pujian kepada orang lain. Pujian dan celaan yang kita berikan hanyalah sebuah proyeksi dari perasaan dan kebesaran hati kita terhadap orang lain.
Ada sebuah kalimat, jika kita terlalu sibuk menilai orang lain, kita telah membuang kesempatan diri kita untuk menunjukkan kasih dan memuji orang lain di sekitar kita. Inilah manusia, cepat menilai dan menerima informasi yang bersifat negative. Mungkin ini adalah sifat manusia yang hanya ingin menerima namun tidak mau memberi. Buktinya coba lihat sekeliling dan diri kita masing-masing. Terkadang kita begitu senangnya jika ada yang memuji kita, kita pura-pura mengabaikannya padahal hati terlampau senang mendengarnya. Bila yang kita terima itu negative, kita akan dengan serta merta menanggapinya secepat kilat dan merespon penilaian negative tersebut. Tapi apakah hal ini juga berlaku jika yang terjadi adalah hal sebaliknya?
Jika ada hal negative tentang orang lain, kita langsung bersemangat untuk menilai dan memojokkan mereka. Sebaliknya jika yang ada adalah kebanggaan dan prestasi dari orang lain, mulut akan terasa sulit dan berat untuk mengucapkan pujian dan semangat untuk mereka. Tidak ada keseimbangan dalam prestasi dan kebobrokan. Diri kita terbiasa dengan hal-hal negative namun tidak terbiasa dengan hal-hal positif.
Kita mudah untuk menilai jelek prestasi orang lain, namun kita sulit untuk mengucapkan selamat atas prestasi teman kita sendiri. Kita tidak suka ada orang yang terlihat lemah di dekat kita, namun kita tidak mau memberikan semangat dan membantu mereka berdiri menjadi kuat. Kita tidak menginginkan teman kita kehilangan semangat dalam hidupnya, namun kita membiarkan mereka menghadapi permasalahan mereka sendirian. Kita mengharapkan teman memiliki informasi sama seperti yang kita miliki, namun kita menahan diri dan tidak mau berbagi informasi kepada mereka. Kita merasa sedih jika kita sendirian dan kesepian saat ditinggal oleh teman-teman dengan kesibukan mereka, namun kita meninggalkan teman kita dalam kesendirian mereka.
Tidak jauh berbeda situasinya jika kita bekerja sama dalam satu tim. Kita mengharapkan teman-teman kita bisa saling membantu menyelesaikan pekerjaan bersama-sama, namun kita tidak pernah memberikan kesempatan kepada mereka untuk tahu dan belajar mengenai pekerjaan tersebut. Kita menutup semua informasi yang seharusnya mereka ketahui untuk dapat memperlancar pekerjaan. Kita masih terlalu egois dan mengembangkan idealisme dalam pikiran kita. Kita hidup dalam irama lamunan dalam kepala kita masing-masing tanpa tindakan nyata demi kelancaran. Kita mengharapkan semua berjalan dengan indah dan ideal namun kita tidak melibatkan diri kita ke dalamnya.
Kita berlaku tidak bijaksana jika tetap memaksakan idealisme yang kita miliki tanpa keterlibatan diri kita untuk mewujudkannya menjadi sesuatu yang nyata. Kita tidak akan memiliki hal untuk memberikan penilaian positif ata negative terhadap kinerja yang kita harapkan dari orang-orang yang tidak kita ajarkan. Kita hanya bisa menuntut tanpa mau tahu proses yang berjalan.
Dalam pekerjaan kita bisa saja menilai kinerja semua orang yang bekerja. Untuk apa penilaian tersebut? Kita berhak menilai orang lain dalam hal pekerjaan mereka. Kita juga berhak untuk memberikan pujian atau koreksi dari pekerjaan mereka (lebih baik dikoreksi daripada dicerca tanpa solusi). Pertanyaannya adalah apakah kita memberikan porsi yang sama dan adil dalam memberikan pujian dan mengoreksi pekerjaan orang lain?
Apakah kita memberikan pujian atas prestasi yang sudah dicapai? Atau kita hanya mengoreksi pekerjaan orang lain tanpa ingin melihat prestasi pekerjaan mereka, apalgi memberikan pujian atas kinerja baik mereka.
Jika kita bisa memberikan penilaian negative terhadap orang lain, tentu kita memiliki kemampuan untuk memberikan pujian atas prestasi dan kinerja mereka. Apakah kita memiliki kebesaran hati untuk mengakui prestasi dan pencapaian baik dari orang lain? Jika kita belum mampu untuk memberikan pujian dan melihat hal positif dari orang lain untuk dirayakan, tahan diri anda untuk memberikan penilaian negative, koreksi apalagi celaan kepada mereka. Kita masih perlu untuk melatih diri kita supaya memiliki habit keseimbangan dalam berelasi dengan rekan kerja atau orang lain. Kita perlu melatih diri kita untuk memberikan pujian kepada orang lain atas prestasinya, melatih diri kita mengembangkan hati yang berlapang dada mengakui keberhasilan orang lain di sampaing memberikan koreksi atas kekurangan yang dimilikinya. Untuk menyeimbangi itu, kita juga harus siap jika harus menerima koreksi dari orang lain atas kekurangan diri kita dan menerima pujian dari orang lain, atau tidak menerima pujian atas prestasi kita.

Perlu diingat, apa yang kita tabur itu juga yang akan kita tuai. Apa yang kita lakukan kepada orang lain, perlakuan itu juga yang akan kita terima dari orang lain. Mulailah aktif. Mulai dari diri sendiri, karena tidak akan ada waktunya jika harus menunggu orang lain melakukan terlebih dahulu terhadap diri kita.

Copyright © 2015 All Rights Reserved

Blogger Templates Designed by Templatezy