Tidak perlu menjadi atasan terlebih dahulu untuk menilai
pekerjaan orang lain. Tidak perlu juga menjadi orang besar untuk memberikan
pujian kepada orang lain. Pujian dan celaan yang kita berikan hanyalah sebuah
proyeksi dari perasaan dan kebesaran hati kita terhadap orang lain.
Ada sebuah kalimat, jika kita terlalu sibuk menilai orang lain,
kita telah membuang kesempatan diri kita untuk menunjukkan kasih dan memuji
orang lain di sekitar kita. Inilah manusia, cepat menilai dan menerima
informasi yang bersifat negative. Mungkin ini adalah sifat manusia yang hanya
ingin menerima namun tidak mau memberi. Buktinya coba lihat sekeliling dan diri
kita masing-masing. Terkadang kita begitu senangnya jika ada yang memuji kita,
kita pura-pura mengabaikannya padahal hati terlampau senang mendengarnya. Bila
yang kita terima itu negative, kita akan dengan serta merta menanggapinya
secepat kilat dan merespon penilaian negative tersebut. Tapi apakah hal ini
juga berlaku jika yang terjadi adalah hal sebaliknya?
Jika ada hal negative tentang orang lain, kita langsung
bersemangat untuk menilai dan memojokkan mereka. Sebaliknya jika yang ada
adalah kebanggaan dan prestasi dari orang lain, mulut akan terasa sulit dan
berat untuk mengucapkan pujian dan semangat untuk mereka. Tidak ada
keseimbangan dalam prestasi dan kebobrokan. Diri kita terbiasa dengan hal-hal
negative namun tidak terbiasa dengan hal-hal positif.
Kita mudah untuk menilai jelek prestasi orang lain, namun kita
sulit untuk mengucapkan selamat atas prestasi teman kita sendiri. Kita tidak
suka ada orang yang terlihat lemah di dekat kita, namun kita tidak mau
memberikan semangat dan membantu mereka berdiri menjadi kuat. Kita tidak
menginginkan teman kita kehilangan semangat dalam hidupnya, namun kita
membiarkan mereka menghadapi permasalahan mereka sendirian. Kita mengharapkan
teman memiliki informasi sama seperti yang kita miliki, namun kita menahan diri
dan tidak mau berbagi informasi kepada mereka. Kita merasa sedih jika kita
sendirian dan kesepian saat ditinggal oleh teman-teman dengan kesibukan mereka,
namun kita meninggalkan teman kita dalam kesendirian mereka.
Tidak jauh berbeda situasinya jika kita bekerja sama dalam satu
tim. Kita mengharapkan teman-teman kita bisa saling membantu menyelesaikan
pekerjaan bersama-sama, namun kita tidak pernah memberikan kesempatan kepada
mereka untuk tahu dan belajar mengenai pekerjaan tersebut. Kita menutup semua
informasi yang seharusnya mereka ketahui untuk dapat memperlancar pekerjaan.
Kita masih terlalu egois dan mengembangkan idealisme dalam pikiran kita. Kita
hidup dalam irama lamunan dalam kepala kita masing-masing tanpa tindakan nyata
demi kelancaran. Kita mengharapkan semua berjalan dengan indah dan ideal namun
kita tidak melibatkan diri kita ke dalamnya.
Kita berlaku tidak bijaksana jika tetap memaksakan idealisme
yang kita miliki tanpa keterlibatan diri kita untuk mewujudkannya menjadi
sesuatu yang nyata. Kita tidak akan memiliki hal untuk memberikan penilaian
positif ata negative terhadap kinerja yang kita harapkan dari orang-orang yang
tidak kita ajarkan. Kita hanya bisa menuntut tanpa mau tahu proses yang
berjalan.
Dalam pekerjaan kita bisa saja menilai kinerja semua orang yang
bekerja. Untuk apa penilaian tersebut? Kita berhak menilai orang lain dalam hal
pekerjaan mereka. Kita juga berhak untuk memberikan pujian atau koreksi dari
pekerjaan mereka (lebih baik dikoreksi daripada dicerca tanpa solusi).
Pertanyaannya adalah apakah kita memberikan porsi yang sama dan adil dalam
memberikan pujian dan mengoreksi pekerjaan orang lain?
Apakah kita memberikan pujian atas prestasi yang sudah dicapai?
Atau kita hanya mengoreksi pekerjaan orang lain tanpa ingin melihat prestasi
pekerjaan mereka, apalgi memberikan pujian atas kinerja baik mereka.
Jika kita bisa memberikan penilaian negative terhadap orang
lain, tentu kita memiliki kemampuan untuk memberikan pujian atas prestasi dan
kinerja mereka. Apakah kita memiliki kebesaran hati untuk mengakui prestasi dan
pencapaian baik dari orang lain? Jika kita belum mampu untuk memberikan pujian
dan melihat hal positif dari orang lain untuk dirayakan, tahan diri anda untuk
memberikan penilaian negative, koreksi apalagi celaan kepada mereka. Kita masih
perlu untuk melatih diri kita supaya memiliki habit keseimbangan dalam berelasi
dengan rekan kerja atau orang lain. Kita perlu melatih diri kita untuk
memberikan pujian kepada orang lain atas prestasinya, melatih diri kita
mengembangkan hati yang berlapang dada mengakui keberhasilan orang lain di
sampaing memberikan koreksi atas kekurangan yang dimilikinya. Untuk
menyeimbangi itu, kita juga harus siap jika harus menerima koreksi dari orang
lain atas kekurangan diri kita dan menerima pujian dari orang lain, atau tidak
menerima pujian atas prestasi kita.
Perlu diingat, apa yang kita tabur itu juga yang akan kita tuai.
Apa yang kita lakukan kepada orang lain, perlakuan itu juga yang akan kita
terima dari orang lain. Mulailah aktif. Mulai dari diri sendiri, karena tidak
akan ada waktunya jika harus menunggu orang lain melakukan terlebih dahulu
terhadap diri kita.
SOCIALIZE IT →