Friday 18 September 2015

Masa Lalu Tidak Menentukan Masa Depan

Posted By: rentoka - 02:36


Pernahkah anda bertemu dengan seorang teman yang pernah mengalami sebuah pengalaman tidak menyenangkan dalam berhubungan dengan orang lain. Sebut saja namanya Putri. Putri bersama keluarganya pernah mempercayai saudaranya untuk mengatur keuangan bisnis mereka. Semua urusan keuangan dalam usaha yang mereka jalankan sudah menjadi tanggung jawan saudaranya itu. Artinya mereka hanya mendapatkan laporan dari saudaranya dan membayar upah untuk saudaranya yang sudah membantu mereka.
Dalam perjalanan waktu, di tengah kesuksesan usaha mereka, terjadi hal yang tidak diinginkan oleh semua orang. Mereka ditinggal kabur oleh saudaranya dengan membawa semua uang yang dihasilkan dari bisnis tersebut.
Kejadian ini membuat trauma tersendiri bagi mereka sekeluarga. Mereka kecewa terhadap saudara sendiri. Saudara yang harusnya dipercaya dan bisa diandalkan, ternyata menikam dari belakang juga. Yang lebih pahitnya adalah yang ditikam saudara sendiri. Sungguh menyakitkan.
Putri dan keluarganya menjadi terpuruk dan trauma karena kejadian ini. Usaha mereka yang bangkit dan jaya perlahan menurun dan ditinggal pelanggan. Ini disebabkan karena mereka masih merasa kecewa terhadap saudara dan tidak mempertahankan usaha tetap berjalan dengan baik tanpa saudaranya itu. Kehilangan hasil dari usaha membuat mereka merasa tertekan dan mengingat kejadian tersebut setiap waktu.
Pengalaman ini pun digenerasasikan terhadap semua saudaranya. Mereka tidak pernah lagi mempercayakan sesuatu kepada saudara sendiri. Mereka menjadi sulit untuk mempercayai orang lain. Mereka menganggap tidak ada lagi yang bisa dipercayai, keluarga tidak, apalagi orang lain.
Mereka mencoba untuk membangun kembali usaha dan bisnis mereka, namun mereka menjadi kesulitan untuk mengembangkannya. Mereka berpikir bahwa sulit untuk menyerahkan kepercayaan kepada orang lain. Mereka bekerja terus-menerus dengan kemampuan sendiri. Hal-hal penting dikendalikan sendirian. Akhirnya mereka merasa kelelahan dan makin frustrasi karena tidak berkembang menjadi lebih baik. Mereka pun menyerah dan tidak lagi memulai bisnis mereka.
Over generalisasi terhadap masa lalu dan pengalaman bukanlah sikap yang tepat dalam menghadapi hari ini dan masa depan. Tidak ada situasi dan keadaan psikologis manusia yang abadi di dunia ini. Sikap orang-orang pun tidak pernah abadi. Semua selalu berubah mengikuti situasi dan keadaan di sekitarnya.
Tekanan hidup, permasalahan yang dihadapi, tingkat kepenatan psikologis, hubungan sosial yang dibina bisa membuat sikap orang berubah-ubah tak menentu. Bisa bertahan dengan satu sikap dalam setiap keadaan juga tidak baik. Bahkan terkadang dinilai tidak bisa menyesuaikan diri. Merubah sikap setiap saat pun tidak baik, karena kita hanye menjadi bunglon dan tidak punya pendirian. Walaupun kita dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan yang kita hadapi.
Pengalaman buruk dan tidak menyenangkan biasanya akan menjadi tembok penghalang kita. Sebaliknya pengalaman yang menyenangkan akan kita kenang selalu, dan pasti akan diulang. Mengapa bisa begitu? Kita memilih pengalaman yang menyenangkan saja. Sementara pengalaman tidak menyenangkan kita buang dan kita anggap berbahaya, sehingga setiap kondisi kita generalisasikan daam setiap keadaan.
Faktanya, situasi masa lalu sudah berubah dari situasi hati ini. Situasi hari ini sudah pasti berbeda dengan situasi dan keadaan di masa akan datang. Bahkan tidak diketahui situasi apa yang kita terima di masa depan. Masa depan selalu menjadi misteri yang tak pernah terpecahkan oleh manusia.
Pengalaman masa lalu memang meninggalkan kenangan yang tidak menyenangkan. Membuat kita terus mengenang kejadian yang menyusahkan perasaan dan hidup kita. Kehidupan saat ini dalam dimensi waktu sendiri. Sudah melewati dimensi waktu sebelumnya dan belum memasuki dimensi waktu masa depan. Dimensi waktu saat ini memiliki situasi dan kondisi lingkungan yang berbeda, hubungan sosial yang berbeda, permasalahan dan tekanan yang juga berbeda.
Berada dalam dimensi waktu saat ini membuat kita harusnya tidak terpuruk dalam pengalaman masa lalu kita. Kita bisa menggunakannya sebagai bahan evaluasi untuk keberhasilan di masa depan. Apa yang dialami di masa lalu dipelajari dan ditemukan titik permasalahannya dan diselesaikan dengan baik di saat ini. Tujuannya adalah agar kejadian yang tidak menyenangkan dimasa lalu tidak pernh terulang lagi. Kita terkadang lupa dengan kehidupan kita saat ini. Kita hanya hidup di kejadian yang tidak menyenangkan di hidup kita dan hidup dalam khayalan kehidupan yang menyenangkan bebas dari permasalahan versi keinginan kita. Kita tidak lagi menyadari bahwa pengalaman itu adalah kenangan, bukan keadaan yang harus dihidupi saat ini. Hidup kita saat ini adalah kehidupan kita yang sebenarnya. Kehidupan yang lepas dari bayangan masa lalu dan bebas dari khayalan akan kehidupan ideal yang kita ciptakan sendiri dalam pikiran dan perasaan.
Menjalani kehidupan saat ini bukan perkara mudah. Kita selalu diiringi oleh cerita-cerita dan pengalaman di masa lalu. Kita juga dihantui oleh bayang-bayang harapan akan kehidupan di masa depan yang belum jelas bentuknya. Menjalani hidup sebenarnya di dimensi waktu saat ini, dimensi waktu yang real. Semua keadaan lingkungan nyata, orang-orang sekitar kita semuanya nyata, benda yang kita sentuh juga adalah barang-barang nyata.

Hidup dalam kenyataan adalah hidup di hari ini, saat ini dan dimensi waktu sekarang. Melakukan semuanya sebaik mungkin adalah cara terbaik menjalani hidup. Sampai ada istilah bahwa hidup kita di masa depan ditentukan di hari ini. Selamat menjalani hari yang istimewa setiap hari. Hari ini adalah sebuah hadian terindah bagi kita. Hari yang penuh kejutan dan kenyataan yang menyenangkan untuk diterima dan dijalani.

Copyright © 2015 All Rights Reserved

Blogger Templates Designed by Templatezy