Friday 18 September 2015

Like Leader Like Follower

Posted By: rentoka - 02:35


Buah pasti tidak pernah jatuh jauh dari pohonnya. Ya benar, buah pasti jatuh tepat di bawah pohonnya. Buah jatuh selalu sejajar dengan batang pohonnya. Jika ada buah yang jatuh namun berada jauh dari pohonnya, pasti sudah tentu ada yang memindahkan atau menendangnya menjauh dari pohonnya. Ata mungkin juga pohon itu berada di pinggir jurang, sehingga saat buahnya matang dan jatuh, jatuhnya langsung di dalam jurang dan tidak dapat dinikmati oleh pemilik pohonnya.
Apa yang buah miliki tentu berasal dari pohonnya. Buah tidak akan hidup tanpa bantuan dari pohon tersebut. Buah adalah hasil dari kehidupan pohon tersebut. Ini berlaku tapi tidak berlaku penuh bagi setiap orang. Untuk hubungan orang tua anak, akan sebagian besar anak mewarisi apa yang orang tua ajarkan. Anak akan mengikuti apa yang orang tua ajarkan. Anak adalah karunia yang terbentuk dari proses kehidupan dan genetika. Oleh karena itu, anak pasti memiliki sebagian besar dari apa yang diwariskan oleh orang tuanya. Karakter, sifat, kebiasaan, cara berpikir itu yang diwarisi.
Dalam lingkungan pekerjaan, kita melihat ada Leader/Manager dan ada juga bawahan/follower. Kondisi ini berbeda dengan sebuah pohon. Jika pohon menghasilkan buah dari proses kehidupannya. Orang tua juga melahirkan dari proses perkawinan. Dalam pekerjaan, buah ibarat cabang dari pohon lain yang hampir sejenis dan kemudian di tempel ke pohon induknya. Cabang sudah memiliki karakter sendiri dan rangkaian kehidupan sendiri. Namun, karena kita menyambungnya ke pohon induk lain, maka cabang harus tetap menerima apa pun yang disalurkan oleh pohon induk agar tetap hidup.
Dalam lingkungan kerja juga seperti itu. Setiap karyawan yang bergabung adalah cabang-cabang pohon lain yang di stek ke pohon perusahaan yang baru. Cabang/ranting itu memiliki karakter sendiri sebelum bergabung dengan perusahaan. Mereka sudah memiliki kebiasaan sendiri sebelum tahu tentang perusahaan. Akan tetapi, semua itu harus di redam dan mereka harus menyesuaikan diri dengan pohon baru mereka. Mereka harus menyesuaikan dengan kondisi dengan perusahaan.
Jika pohon induk mengidap penyakit, maka penyakitlah yang dterima oleh ranting yang baru bergabung. Sebaliknya, jika induk pohon sehat dan produktif, maka cabang akan berkembang menjadi ranting yang bisa menghasilkan buah lebih berkualitas daripada pohon induk sebenarnya, bahkan lebih baik dari induk ranting sebenarnya.
Pohon induk ini tentu adalah perusahaan dan cabang serta ranting adalah karyawan-karyawan yang bekerja menghasilkan suatu dengan kualitas tertentu. Semakin sehat perusahaan, tentu akan semakin kuat dan berkualitas hasil dari buah dan ranting tersebut. Mereka akan bertumbuh, besar dan menghasilkan buah yang banyak. Apa ini terjadi di perusahaan? Tidak semua terjadi dan memahami ini. Kita sebut Departemen-departemen di perusahaan adalah cabang besar dari sebuah pohon. Jika cabang besar itu hanya memikirkan tentang kehidupannya sendiri, apa yang akan terjadi. Mereka hanya membuat kehidupan sendiri tanpa mau tahu apa yang diberikan perusahaan. Mereka ingin berbeda dari induknya. Ini tentu tidak bisa dan tidak akan terjadi. Ini ibarat sebuah cabang besar kita suntik dan berikan penyakit tertentu. Hasilnya pohon itu tidak akan rusak keseluruhan. Pohon utama akan tetap berdiri kokoh, sementara cabang besar yang terinpeksi sudah mulai membusuk karena kontaminasi. Mengatasinya adalah dengan cara memotong cabang besar itu agar tidak mempengaruhi cabang-cabang lain yang berada di dekatnya.
Jika departemen dalam perusahaan, dimulai dari leader atau manager terhadap karyawan dan bawahannya. Jika ada manager atau leader yang mulai memiliki visi negatif terhadap visi perusahaan, pasti itu akan seperti penyakit. Perlahan akan menyebar ke departemen lain dan merusak karakter bawahannya. Jika ada manager yang tidak mau mematuhi peraturan perusahaan, pasti bawahannya akan melakukannya juga. Ini sama halnya denga peribahasa, “ Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”.
Tidak bisa kita menyalahkan bawahan. Kejadian yang dilakukan bawahan pasti karena ada persetujuan dari atasannya/ managernya/ leadernya. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyadaran dan mempertahankan kehidupan di perusahaan / pohon utama adalah dengan menyadarkan manager / leader di tiap departemen. Atasan yang baik adalah atasan yang mendukung visi dan misi perusahaan. Mereka tidak membuat visi sendiri, tapi mereka mendukung visi perusahaan yang sudah berjalan. Mereka juga membantu menyukseskan pencapaian visi dan melakukan misi dengan baik. Dengan begitu, bawahannya akan mengikuti dengan teratur.
Kita dapat berkata bahwa seharunya bawahan memiliki kesadaran diri sendiri untuk tidak mengikuti atasannya yang jelek dan memiliih yang baik. Tentunya jika kita dpat berkata begitu, kita juga harusnya dapat berkata bahwa mereka juga dapat memilih untuk mengikuti atasannya.
Kendalikan Manager dalam hal positif, berdayakan demi kemajuan perusahaan, bawahan pasti akan menyegani dan mengikutinya. Persetujuan tidak selamanya berbentuk tulisan atau perintah, tapi dalam bentuk contoh dan perilaku yang ditunjukkan atasan.
katan pernikahan sampai maut memisahkan mereka.

Pasangan yang tidak bertanggung jawab akan meninggalkan tanggung jawab mereka dalam sekejap mata. Saat terjadi perselisihan pendapat, mereka bertengkar lalu pergi ke pengadilan negeri untuk bercerai. Saat istri tidak memberikan keturunan bagi rumah tangga mereka, suami pergi mencari istri baru. Bagitu juga jika terjadi sebaliknya suami yang mandul. Istri pergi mencari laki-laki lain. Saat suami tidak bisa memberikan nafkah bagi keluarga, istri hanya diam di rumah lalu marah saat suami tidak memberikan uang. Istri pergi mencari laki-laki lain yang lebih kaya. Suami pun melakukan hal yang sama, saat istri tidak lagi secantik waktu masih muda, suami pergi mencari daun muda untuk dijadikan istri simpanan.
Hubungan mereka adalah tanggung jawab mereka. Mereka tidak menyelesaikan tanggung jawab mereka dengan baik sampai kesudahannya. Mereka telah meninggalkan tanggung jawab mereka demi diri mereka sendiri. Saat pasangan sakit, mereka bukan merawat, mereka malah pergi jalan-jalan dan memarahi pasangan yang sakit.
Teringat kutipan kata-kata dalam dalam film Fire Proof demikian, “ Dalam kondisi apapun, jangan tinggalkan teman satu tim anda”.

Bertahan dalam tanggung jawab adalah menyelesaikan tugas dan tanggung jawba kita sampai selesai. Bukan karena kita memutuskan atas dasar keinginan diri kita. Bukan juga memutuskan atas dasar suka atau tidak suka, senang atau tidak menyenangkan. Bertahan dengan tanggung jawab kita sampai kesudahannya adalah menyelesaikan kompetisi kita sampai di garis finish dengan hasil yang memuaskan dan dapat dibanggakan. Memiliki tanggung jawab itu mudah, tapi mempertahankan dan menyelesaikannya dengan baik hanya sedikit orang yang mampu. Ketika mampu menyelesaikan satu tanggung jawab yang kecil menurut orang lain, yakinlah tanggung jawab besar telah menanti anda. Tanggung jawab kecil yang anda selesaikan membuka jalan bagi tanggung jawab yang lebih besar. Sudah siapkah diri anda menyelesaikan tanggung jawab yang lebih besar?

Copyright © 2015 All Rights Reserved

Blogger Templates Designed by Templatezy