Buah pasti tidak pernah jatuh jauh dari pohonnya. Ya benar, buah pasti jatuh tepat di bawah pohonnya. Buah jatuh selalu sejajar dengan batang pohonnya. Jika ada buah yang jatuh namun berada jauh dari pohonnya, pasti sudah tentu ada yang memindahkan atau menendangnya menjauh dari pohonnya. Ata mungkin juga pohon itu berada di pinggir jurang, sehingga saat buahnya matang dan jatuh, jatuhnya langsung di dalam jurang dan tidak dapat dinikmati oleh pemilik pohonnya.
Apa yang buah miliki tentu berasal dari pohonnya. Buah tidak
akan hidup tanpa bantuan dari pohon tersebut. Buah adalah hasil dari kehidupan
pohon tersebut. Ini berlaku tapi tidak berlaku penuh bagi setiap orang. Untuk
hubungan orang tua anak, akan sebagian besar anak mewarisi apa yang orang tua
ajarkan. Anak akan mengikuti apa yang orang tua ajarkan. Anak adalah karunia
yang terbentuk dari proses kehidupan dan genetika. Oleh karena itu, anak pasti
memiliki sebagian besar dari apa yang diwariskan oleh orang tuanya. Karakter,
sifat, kebiasaan, cara berpikir itu yang diwarisi.
Dalam lingkungan pekerjaan, kita melihat ada Leader/Manager dan
ada juga bawahan/follower. Kondisi ini berbeda dengan sebuah pohon. Jika pohon
menghasilkan buah dari proses kehidupannya. Orang tua juga melahirkan dari
proses perkawinan. Dalam pekerjaan, buah ibarat cabang dari pohon lain yang
hampir sejenis dan kemudian di tempel ke pohon induknya. Cabang sudah memiliki
karakter sendiri dan rangkaian kehidupan sendiri. Namun, karena kita
menyambungnya ke pohon induk lain, maka cabang harus tetap menerima apa pun
yang disalurkan oleh pohon induk agar tetap hidup.
Dalam lingkungan kerja juga seperti itu. Setiap karyawan yang
bergabung adalah cabang-cabang pohon lain yang di stek ke pohon perusahaan yang
baru. Cabang/ranting itu memiliki karakter sendiri sebelum bergabung dengan
perusahaan. Mereka sudah memiliki kebiasaan sendiri sebelum tahu tentang
perusahaan. Akan tetapi, semua itu harus di redam dan mereka harus menyesuaikan
diri dengan pohon baru mereka. Mereka harus menyesuaikan dengan kondisi dengan
perusahaan.
Jika pohon induk mengidap penyakit, maka penyakitlah yang
dterima oleh ranting yang baru bergabung. Sebaliknya, jika induk pohon sehat
dan produktif, maka cabang akan berkembang menjadi ranting yang bisa
menghasilkan buah lebih berkualitas daripada pohon induk sebenarnya, bahkan
lebih baik dari induk ranting sebenarnya.
Pohon induk ini tentu adalah perusahaan dan cabang serta ranting
adalah karyawan-karyawan yang bekerja menghasilkan suatu dengan kualitas
tertentu. Semakin sehat perusahaan, tentu akan semakin kuat dan berkualitas
hasil dari buah dan ranting tersebut. Mereka akan bertumbuh, besar dan
menghasilkan buah yang banyak. Apa ini terjadi di perusahaan? Tidak semua
terjadi dan memahami ini. Kita sebut Departemen-departemen di perusahaan adalah
cabang besar dari sebuah pohon. Jika cabang besar itu hanya memikirkan tentang
kehidupannya sendiri, apa yang akan terjadi. Mereka hanya membuat kehidupan
sendiri tanpa mau tahu apa yang diberikan perusahaan. Mereka ingin berbeda dari
induknya. Ini tentu tidak bisa dan tidak akan terjadi. Ini ibarat sebuah cabang
besar kita suntik dan berikan penyakit tertentu. Hasilnya pohon itu tidak akan
rusak keseluruhan. Pohon utama akan tetap berdiri kokoh, sementara cabang besar
yang terinpeksi sudah mulai membusuk karena kontaminasi. Mengatasinya adalah
dengan cara memotong cabang besar itu agar tidak mempengaruhi cabang-cabang lain
yang berada di dekatnya.
Jika departemen dalam perusahaan, dimulai dari leader atau
manager terhadap karyawan dan bawahannya. Jika ada manager atau leader yang
mulai memiliki visi negatif terhadap visi perusahaan, pasti itu akan seperti
penyakit. Perlahan akan menyebar ke departemen lain dan merusak karakter
bawahannya. Jika ada manager yang tidak mau mematuhi peraturan perusahaan,
pasti bawahannya akan melakukannya juga. Ini sama halnya denga peribahasa, “
Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”.
Tidak bisa kita menyalahkan bawahan. Kejadian yang dilakukan
bawahan pasti karena ada persetujuan dari atasannya/ managernya/ leadernya.
Baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyadaran dan mempertahankan
kehidupan di perusahaan / pohon utama adalah dengan menyadarkan manager /
leader di tiap departemen. Atasan yang baik adalah atasan yang mendukung visi
dan misi perusahaan. Mereka tidak membuat visi sendiri, tapi mereka mendukung
visi perusahaan yang sudah berjalan. Mereka juga membantu menyukseskan
pencapaian visi dan melakukan misi dengan baik. Dengan begitu, bawahannya akan
mengikuti dengan teratur.
Kita dapat berkata bahwa seharunya bawahan memiliki kesadaran
diri sendiri untuk tidak mengikuti atasannya yang jelek dan memiliih yang baik.
Tentunya jika kita dpat berkata begitu, kita juga harusnya dapat berkata bahwa
mereka juga dapat memilih untuk mengikuti atasannya.
Kendalikan Manager dalam hal positif, berdayakan demi kemajuan
perusahaan, bawahan pasti akan menyegani dan mengikutinya. Persetujuan tidak
selamanya berbentuk tulisan atau perintah, tapi dalam bentuk contoh dan
perilaku yang ditunjukkan atasan.
katan pernikahan sampai maut memisahkan mereka.
Pasangan yang tidak bertanggung jawab akan meninggalkan tanggung
jawab mereka dalam sekejap mata. Saat terjadi perselisihan pendapat, mereka
bertengkar lalu pergi ke pengadilan negeri untuk bercerai. Saat istri tidak
memberikan keturunan bagi rumah tangga mereka, suami pergi mencari istri baru.
Bagitu juga jika terjadi sebaliknya suami yang mandul. Istri pergi mencari
laki-laki lain. Saat suami tidak bisa memberikan nafkah bagi keluarga, istri
hanya diam di rumah lalu marah saat suami tidak memberikan uang. Istri pergi
mencari laki-laki lain yang lebih kaya. Suami pun melakukan hal yang sama, saat
istri tidak lagi secantik waktu masih muda, suami pergi mencari daun muda untuk
dijadikan istri simpanan.
Hubungan mereka adalah tanggung jawab mereka. Mereka tidak
menyelesaikan tanggung jawab mereka dengan baik sampai kesudahannya. Mereka
telah meninggalkan tanggung jawab mereka demi diri mereka sendiri. Saat
pasangan sakit, mereka bukan merawat, mereka malah pergi jalan-jalan dan
memarahi pasangan yang sakit.
Teringat
kutipan kata-kata dalam dalam film Fire Proof demikian, “ Dalam kondisi apapun, jangan
tinggalkan teman satu tim anda”.
Bertahan dalam tanggung jawab adalah menyelesaikan tugas dan
tanggung jawba kita sampai selesai. Bukan karena kita memutuskan atas dasar
keinginan diri kita. Bukan juga memutuskan atas dasar suka atau tidak suka,
senang atau tidak menyenangkan. Bertahan dengan tanggung jawab kita sampai
kesudahannya adalah menyelesaikan kompetisi kita sampai di garis finish dengan
hasil yang memuaskan dan dapat dibanggakan. Memiliki tanggung jawab itu mudah,
tapi mempertahankan dan menyelesaikannya dengan baik hanya sedikit orang yang
mampu. Ketika mampu menyelesaikan satu tanggung jawab yang kecil menurut orang
lain, yakinlah tanggung jawab besar telah menanti anda. Tanggung jawab kecil
yang anda selesaikan membuka jalan bagi tanggung jawab yang lebih besar. Sudah
siapkah diri anda menyelesaikan tanggung jawab yang lebih besar?
SOCIALIZE IT →