Friday 18 September 2015

Menerapkan Disiplin melalui Contoh

Posted By: rentoka - 02:37


Selalu ada masalah dalam sosialisasi dan menerapkan peratusan disiplin kepada karyawan. Pro dan kontra saling berhadapan ingin dibenarkan. Peraturan sudah ditetapkan, sudah diprogram untuk sosialisasi. Hadirlah perlawanan dari karyawan yang menolak peraturan tersebut. Alasannya adalah peraturan itu tidak masuk akal, memberatkan dan lain sebagainya.
Karyawan semakin pintar. Jika sampah dilarang di tempat A, maka mereka akan berpikir dan menafsarikan bahwa sampah masih boleh dibuang di tempat B atau C. Itu wajar karena menafsirkan kalimat itu adalah subjektif, kecuali peraturan itu ditulis dengan jelas dan tegas. Tidak memberikan kesempatan karyawan untuk menafsirkan menurut pengertian mereka masing-masing.
Apabila peraturan masih menimbulkan polemik dan berbagai pengertian dari karyawan, itu adalah sinyal. Peraturan yang telah diciptakan belum benar-benar jelas dan mengarah pada tujuan sebenarnya dari penegakan dan penerapan disiplin tersebut. Tidak perlu berkonflik dan berkecil hati. Periksa saja lagi peraturan tersebut, jika memungkinkan ubahlah menjadi lebih spesifik dan tidak ambigu.
Karyawan mengabaikan peraturan yang ditetapkan. Mereka menyukai dengan pemaknaan yang mereka ciptakan sendiri. Mereka mengabaikan perintah atasan dan peraturan. Mereka merasa bahwa pengertian yang mereka ciptakan juga sama benarnya dan layak dipertimbangkan. Dalam kondisi ini, pemaksaan terhadap karyawan untuk patuh hanya akan membuat suasana menjadi tidak kondusif. Perusahaan memaksa, sementara karyawan mengeraskan hati dan menutup diri. Akibatnya adalah konflik.
Disiplin dan peraturan disiplin itu sama pentingnya. Disiplin yang sudah mendarah daging tidak perlu lagi diatur dalam sebuah peraturan. Disiplin yang akan diperkenalkan, mungkin membutuhkan peraturan untuk memperkuat keabsahannya. Dengan peraturan, disiplin yang diinginkan bisa diseragamkan. Konsep disiplin yang diharapkan menjadi kebiasaan dapat terwujud secara menyeluruh kepada karyawan.
Tidak ada kesuksesan tanpa kedisiplinan. Itulah kata-kata yang sering saya temukan dalam setiap ungkapan pebisnis dan orang sukses saat menceritakan perjalanan kesuksesan mereka. Memang benar. Untuk seorang binaraga saja, mereka harus disiplin dalam latihan dan makan agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Bentuk tubuh ideal dan tidak mengalami kesalahan.
Kedisiplinan itu berat dan menuntut kerja keras serta konsitensi. Disiplin itu berarti taat pada apa yang telah ditetapkan dan melaksanakannya dengan teratur. Apapun yang mencoba mengubah ritme kedisiplinan, tidak akan mempengaruhinya. Kedisiplinan adalah ketegaran hati.
Untuk menerapkan disiplin, diperlukan sebuah strategi jitu. Tujuannya adalah karyawan tidak menolak untuk melakukan aturan disiplin yang sudah ditetapkan. Tentunya yang perlu melakukannya lebih dahulu adalah dari pihak perusahaan. Dimulai dari atasan, manager dan direksi lalu ke level karyawan terendah. Dan ini dilakukan secara konsisten dalam strategi yang ditentukan.
Memaksa karyawan menjalankan aturan tidak akan pernah berhasil dengan penerimaan positif. Malah sebaliknya, karyawan melakukannya dengan hati ngedumel. Disiplin itu akan efektif dengan contoh daripada perintah. Contoh berarti ada orang yang mencontohkan dan ada yang meniru. Memberi contoh dilakukan terus menerus sambil berinteraksi dengan karyawan. Memberi contoh dengan tulus, melakukan aturan disiplin dan sikap interaksi dengan karyawan tidak menyerang atau menuntut.
Biarkan karyawan melihat contoh itu secara konsisten. Manager/atasan harus mencontohkan disiplin yang ditetapkan dengan konsisten. Karyawan lain akan melihat bagaimana peraturan disiplin itu harus dilaksanakan. Disiplin itu adalah kesadaran. Biarkan kesadaran karyawan muncul dalam penglihatan mereka terhdap contoh di depan mata.
Contoh itu adalah perbuatan dan tindakan. Contoh disertai dengan perintah dan kemarahan tidak akan menimbulkan simpati dari karyawan. Lakukan contoh tersebut dengan konsisten, tidak perlu berbicara. Ucapkanlah perilaku itu melalui tindakan yang mencontohkan disiplin itu. Saat kesadaran karyawan muncul untuk melaksanakan disiplin, mereka akan mendukung perusahaan mencapai visi dan misinya.
Disiplin juga tidak akan berhasil jika atasan menjauh dari karyawan, membuat jarak dari karyawan. Jarak antara karyawan dan peusahaan/management tidak akan memberikan dampak positif bagi penerapan aturan kedisiplinan yang ada. Interaksi baik, terbukalah kunci dari keberhasilan penerapan aturan disiplin bagi perusahaan. Karyawan melaksanakan aturan apapun di perusahaan, mereka lakukan karena mereka tahu bahwa yang mereka lakukan akan mendukung pekerjaan mereka. Mereka juga sadar bahwa mereka melakukan aturan disiplin itu sebagai wujud penghormatan dan menghargai dari mereka kepada atasan dan perusahaan.
l yang kita ciptakan sendiri dalam pikiran dan perasaan.

Menjalani kehidupan saat ini bukan perkara mudah. Kita selalu diiringi oleh cerita-cerita dan pengalaman di masa lalu. Kita juga dihantui oleh bayang-bayang harapan akan kehidupan di masa depan yang belum jelas bentuknya. Menjalani hidup sebenarnya di dimensi waktu saat ini, dimensi waktu yang real. Semua keadaan lingkungan nyata, orang-orang sekitar kita semuanya nyata, benda yang kita sentuh juga adalah barang-barang nyata.

Hidup dalam kenyataan adalah hidup di hari ini, saat ini dan dimensi waktu sekarang. Melakukan semuanya sebaik mungkin adalah cara terbaik menjalani hidup. Sampai ada istilah bahwa hidup kita di masa depan ditentukan di hari ini. Selamat menjalani hari yang istimewa setiap hari. Hari ini adalah sebuah hadian terindah bagi kita. Hari yang penuh kejutan dan kenyataan yang menyenangkan untuk diterima dan dijalani.

Copyright © 2015 All Rights Reserved

Blogger Templates Designed by Templatezy