Selalu ada masalah dalam sosialisasi dan menerapkan peratusan disiplin kepada karyawan. Pro dan kontra saling berhadapan ingin dibenarkan. Peraturan sudah ditetapkan, sudah diprogram untuk sosialisasi. Hadirlah perlawanan dari karyawan yang menolak peraturan tersebut. Alasannya adalah peraturan itu tidak masuk akal, memberatkan dan lain sebagainya.
Karyawan semakin pintar. Jika sampah dilarang di tempat A, maka
mereka akan berpikir dan menafsarikan bahwa sampah masih boleh dibuang di
tempat B atau C. Itu wajar karena menafsirkan kalimat itu adalah subjektif,
kecuali peraturan itu ditulis dengan jelas dan tegas. Tidak memberikan
kesempatan karyawan untuk menafsirkan menurut pengertian mereka masing-masing.
Apabila peraturan masih menimbulkan polemik dan berbagai
pengertian dari karyawan, itu adalah sinyal. Peraturan yang telah diciptakan
belum benar-benar jelas dan mengarah pada tujuan sebenarnya dari penegakan dan
penerapan disiplin tersebut. Tidak perlu berkonflik dan berkecil hati. Periksa
saja lagi peraturan tersebut, jika memungkinkan ubahlah menjadi lebih spesifik
dan tidak ambigu.
Karyawan mengabaikan peraturan yang ditetapkan. Mereka menyukai
dengan pemaknaan yang mereka ciptakan sendiri. Mereka mengabaikan perintah
atasan dan peraturan. Mereka merasa bahwa pengertian yang mereka ciptakan juga
sama benarnya dan layak dipertimbangkan. Dalam kondisi ini, pemaksaan terhadap
karyawan untuk patuh hanya akan membuat suasana menjadi tidak kondusif.
Perusahaan memaksa, sementara karyawan mengeraskan hati dan menutup diri.
Akibatnya adalah konflik.
Disiplin dan peraturan disiplin itu sama pentingnya. Disiplin
yang sudah mendarah daging tidak perlu lagi diatur dalam sebuah peraturan.
Disiplin yang akan diperkenalkan, mungkin membutuhkan peraturan untuk
memperkuat keabsahannya. Dengan peraturan, disiplin yang diinginkan bisa
diseragamkan. Konsep disiplin yang diharapkan menjadi kebiasaan dapat terwujud
secara menyeluruh kepada karyawan.
Tidak ada kesuksesan tanpa kedisiplinan. Itulah kata-kata yang
sering saya temukan dalam setiap ungkapan pebisnis dan orang sukses saat
menceritakan perjalanan kesuksesan mereka. Memang benar. Untuk seorang binaraga
saja, mereka harus disiplin dalam latihan dan makan agar hasilnya sesuai dengan
yang diharapkan. Bentuk tubuh ideal dan tidak mengalami kesalahan.
Kedisiplinan itu berat dan menuntut kerja keras serta
konsitensi. Disiplin itu berarti taat pada apa yang telah ditetapkan dan
melaksanakannya dengan teratur. Apapun yang mencoba mengubah ritme
kedisiplinan, tidak akan mempengaruhinya. Kedisiplinan adalah ketegaran hati.
Untuk menerapkan disiplin, diperlukan sebuah strategi jitu.
Tujuannya adalah karyawan tidak menolak untuk melakukan aturan disiplin yang
sudah ditetapkan. Tentunya yang perlu melakukannya lebih dahulu adalah dari
pihak perusahaan. Dimulai dari atasan, manager dan direksi lalu ke level
karyawan terendah. Dan ini dilakukan secara konsisten dalam strategi yang
ditentukan.
Memaksa karyawan menjalankan aturan tidak akan pernah berhasil
dengan penerimaan positif. Malah sebaliknya, karyawan melakukannya dengan hati
ngedumel. Disiplin itu akan efektif dengan contoh daripada perintah. Contoh
berarti ada orang yang mencontohkan dan ada yang meniru. Memberi contoh
dilakukan terus menerus sambil berinteraksi dengan karyawan. Memberi contoh
dengan tulus, melakukan aturan disiplin dan sikap interaksi dengan karyawan
tidak menyerang atau menuntut.
Biarkan karyawan melihat contoh itu secara konsisten.
Manager/atasan harus mencontohkan disiplin yang ditetapkan dengan konsisten.
Karyawan lain akan melihat bagaimana peraturan disiplin itu harus dilaksanakan.
Disiplin itu adalah kesadaran. Biarkan kesadaran karyawan muncul dalam
penglihatan mereka terhdap contoh di depan mata.
Contoh itu adalah perbuatan dan tindakan. Contoh disertai dengan
perintah dan kemarahan tidak akan menimbulkan simpati dari karyawan. Lakukan
contoh tersebut dengan konsisten, tidak perlu berbicara. Ucapkanlah perilaku
itu melalui tindakan yang mencontohkan disiplin itu. Saat kesadaran karyawan
muncul untuk melaksanakan disiplin, mereka akan mendukung perusahaan mencapai
visi dan misinya.
Disiplin juga tidak akan berhasil jika atasan menjauh dari
karyawan, membuat jarak dari karyawan. Jarak antara karyawan dan
peusahaan/management tidak akan memberikan dampak positif bagi penerapan aturan
kedisiplinan yang ada. Interaksi baik, terbukalah kunci dari keberhasilan penerapan
aturan disiplin bagi perusahaan. Karyawan melaksanakan aturan apapun di
perusahaan, mereka lakukan karena mereka tahu bahwa yang mereka lakukan akan
mendukung pekerjaan mereka. Mereka juga sadar bahwa mereka melakukan aturan
disiplin itu sebagai wujud penghormatan dan menghargai dari mereka kepada
atasan dan perusahaan.
l yang kita ciptakan sendiri dalam
pikiran dan perasaan.
Menjalani kehidupan saat ini bukan perkara mudah. Kita selalu
diiringi oleh cerita-cerita dan pengalaman di masa lalu. Kita juga dihantui
oleh bayang-bayang harapan akan kehidupan di masa depan yang belum jelas
bentuknya. Menjalani hidup sebenarnya di dimensi waktu saat ini, dimensi waktu
yang real. Semua keadaan lingkungan nyata, orang-orang sekitar kita semuanya
nyata, benda yang kita sentuh juga adalah barang-barang nyata.
Hidup dalam kenyataan adalah hidup di hari ini, saat ini dan
dimensi waktu sekarang. Melakukan semuanya sebaik mungkin adalah cara terbaik
menjalani hidup. Sampai ada istilah bahwa hidup kita di masa depan ditentukan
di hari ini. Selamat menjalani hari yang istimewa setiap hari. Hari ini adalah
sebuah hadian terindah bagi kita. Hari yang penuh kejutan dan kenyataan yang
menyenangkan untuk diterima dan dijalani.
SOCIALIZE IT →